Langsung ke konten utama

Please, Jangan GUSUR kami, .........!!! (part4)

February 21, 2011

Berhari-hari mengadakan rapat bersama. Berpindah-pindah tempat malam di balai kadang siang di sekolah swasta islam yang dekat dengan kampung kami yang juga ikut di gusur.

Tgl 20, adalah hari terakhir untuk pertemuan rapat. Bukan warganya yang rapat tapi hanya komponen-
komponen (pemimpin) kampung kami. Saat itu juga ada undangan pengajian di kampung lain yang mungkin agak jauh dari kampung kami. Paling cepat pakai sepeda motor. Dan semua lelaki (yang muslim) pergi ke pengajian tersebut kecuali yang masih belum umur dan para komponen kampung.

Dan keputusan finalnya. Mereka gak jadi menyewa pengacara, meskipun itu dari saudara orang terpandang dari kampung kami. Kalu kami ikut pengacara itu yang ada kami malah bayar 250.000/orang. Dan pengacara itu belum tentu berhasil buat ajak rundingan. Akhirnya semua warga setuju kalau ikut sekolah swasta itu. Di lebih gak pakai biaya, dan yang menjadi pengacara adalah saudara dari guru sekolah tersebut.

Dan saat ini sebagian warga berbondong-bondong ke pengadilan. Hanya Gg. 1 saja yang diperbolehkan ikut, sementara Gg. 2 dan 3 diharapkan berdoa di rumah masing-masing. Buatku itu pemikiran realistis. Cuma pemikiran orang cerdas dan tahu keadaan aja yang tahu kondisi sekarang.

Kalau semisal warga diikutkan semua, yang ada masalah gak bakal selesai. Malah minus. Apalagi orang-orang Gg. 2 dan 3 bukan seorang pelajar, banyak ngomong tanpa nglakuin yang jelas, dan suka adu domba dan kebanyakan dmayoritas Madura dan Jawa. Sedangkan Gg, 1 mayoritas Tiongkok. Kebiasaan orang Tionghoa gak ernah keluar rumah dan lebih baik diam daripada ngoceh gak jelas....

Kami satu kampung plus sekolah swasta berharap. tak ada penggusuran di tempat kami. Karena sebagian dari kami tidak memiliki rumah, kalaupun punya rumah itupun hanya ngontrak tanah dan rumahnya dibuat sendiri...

"Snow Angel*HK-Hidayah"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G - part 1

Tiga pasang kaki mungil menaiki tangga loteng bergantian. Tawa lebar mengiringi langkah mereka ke kamar yang berlantai kayu dan berdinding triplek tebal disekelilingnya. Masing-masing membawa sebotol air untuk