Langsung ke konten utama

3G - part 2

Pintu kamar mandi terbuka perlahan-lahan tampak sesosok pria  muda berkulit putih halus bermata sipit dengan rambut terurai basah, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya sampai batas atas
lutut. Berjalan ke arah lemari baju kayu berwarna coklat tua memanjang dengan dua daun pintu. Membuka lemari dengan jemari-jemari halusnya. Memilih baju yang di gantungkan dengan hanger di batangan kayu bundar yang tercekat di ujung lemari. Setelah mengeluarkan baju putih dengan bawahan celana abu-abu, pria itu menutup lemarinya rapat-rapat namun tetap halus.

Berdiri tegak didepan cermin yang tertempel di pintu lemari. Dia kenakan seragam sekolahnya dan memerhatikan dirinya dari atas ke bawah secara detail, begitu juga letak dasinya. Berharap tak ada kesalahan saat memasangnya. Dia punguti handuk yang ada di bawah kakinya lalu menyampirkannya ke jemuran kecil dekat kamar mandi.

Pria itu kembali berjalan sekarang menuju rak sepatu yang ada di samping pintu masuk kamarnya. Dia ambil salah satu kolesinya. Sepatu ket warna hitam polos dengan tali yang melilit teratur di permukaannya. Dia ambil kaos kaki putih di meja belajarnya lalu berjalan lagi ke arah ranjang tempat tidurnya yang bewarna hitam dan bergaris-garis berwarna putih lalu duduk di pinggirnya. Dia pakai kaos kaki putih di kakinya kemudian memasang sepatu ket hitam polosnya.

Dia berdiri dari ranjang lalu mengambil tasnya di centelan berbahan aluminium di dindingnya, lalu mengambil kacamata dengan pinggiran hitamnya yang ada di meja belajarnya dan memakainya. Dia pandangi cermin lemarinya lagi dan “Perfect” ungkapnya lirih senang lalu dia langkahkan kakinya keluar kamar dan menutup pintunya pelan-pelan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Hoey, balekno!", teriak pria berbadan kurus dengan atasan kemeja putih dikantong kirinya terdapat badge lambang SMA. Berlari mengejar dua bocah laki-laki kembar yang saling sahut-menyahut celana panjang abu-abu yang dibawanya.

Mereka saling berkejar-kejaran hingga di teras rumah, salah satu dari bocah kembar terjebak oleh pria itu yang merentangkan tangannya sehingga membuat tubuh kecilnya tersudut.

Ternyata bocah itu tak tinggal diam. Dia gulung-gulung celana yang dipegangnya lalu dilemparkan ke saudara kembarnya yang sudah memberi aba-aba di belakang pria kurus itu, dan celananya berhasil ditangkapnya lalu kabur ke dalam rumah. Begitu juga bocah yang tersudut tadi, berhasil lolos lewat bawah lengan pria itu dan berlari mengikuti saudaranya yang sudah kabur duluan ke dalam rumah. Pria itu mulai kelabakan menghadapi dua bocah kembar yang memang suka jahil dengannya.

Tanpa sepengetahuannya, ibu-ibu yang sedang melakukan transaksi dengan tukang sayur keliling depan rumahnya, juga tetangga-tetangganya yang melakukan aktivitasnya di depan rumah masing-masing meskipun tak seberapa ataupun seumuran sekolah yang akan berangkat sekolah, semua melihat pria muda itu menyunggingkan senyum malu-malu, ada juga yang tertawa lepas, dan beberapa gadis-gadis kampung yang
akan pergi kerja lewat depan rumahnya, menutupi wajah mereka dengan tangan.

Pria muda itu bingung melihat semua orang yang menertawainya. Bapak-bapak berusia setengah abad tetangganya, telunjuknya menelunjuk ke arah bawahnya lalu diikuti gerak mata pria muda itu. Oh ternyata, dia masih menggunakan boxer yang tadi dipakainya tidur. "Jambret!!". Wajahnya merah padam, malu. Sesegera mungkin ia berlari ke dalam rumah mengambil celana abu-abunya yang dibawah kabur oleh bocah kecil tadi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G - part 1

Tiga pasang kaki mungil menaiki tangga loteng bergantian. Tawa lebar mengiringi langkah mereka ke kamar yang berlantai kayu dan berdinding triplek tebal disekelilingnya. Masing-masing membawa sebotol air untuk